music

Sabtu, 30 Agustus 2014

Muslimah Terjaga dan Muslimah Hijrah

"Manusia memiliki segunung kekurangan.
Manusia juga memiliki berjuta aib.
Tatkala dia terjebak di dalam sebuah dosa..
Dia tetap menutupi aib hambaNya.
Maha Besar Kasih SayangNya."



Setiap wanita memiliki jalan hidup yang tertulis di lauh mahfuzh. Namun Allah Azza Wa Jalla telah menghilangkan seluruh memori di otaknya hingga ketika dia terlahir di bumi ini dia menjadi insan yang lupa dengan apa yang telah dia tulis.
Kisah dua muslimah dari jalan yang terjaga dan jalan hijrah saya peroleh dari salah satu murobbiyah saya terdahulu. Tulisan ini merupakan pengembangan dari statement beliau.
Insya'Allah.
Bismillahirahmanirrahiim.
Beberapa muslimah yang dari dulu terjaga, maka ia lebih mudah menjalaninya dibanding muslimah yang berhijrah.
Muslimah yang terjaga berjalan di garis putih tanpa perlu melihat kebelakang.
Muslimah yang berhijrah ialah wanita yang berasal dari garis hitam dan merah, untuk memasuki garis putih dia harus melewati gunung berapi dan jalan berduri. Manakala dia memaksa diri untuk melewatinya, terbakarlah beberapa bagian tubuh dan terkoyaklah kakinya oleh duri.
Kalaupun telah sampai, dia tetap dapat melihat bekas lukanya yang entah kapan akan menghilang.
Dia tetap dapat melihat kebelakang jalan hitam yang pernah dia lalui bertahun-tahun.
Walaupun ketika dia telah mencapai garis putih, ya, saudari-saudarinya penghuni lama garis putih inilah yang segera menopangnya dan mengobati luka bakar dan luka lainnya. Namun tiada ada yang mengetahui bekas lukanya kecuali Sang Maha Pengasih.
Sesekali dia terkenang, seketika itu pula ia merasakan arti ukhuwah yang menyejukkan qolbu.
Apabila saudari-saudarinya terbiasa nan istiqomah di jalan dakwah.
Namun dia memiliki ujian khusus dari Sang Maha Kuasa
Orang yang berhijrah lebih berat dalam istiqomah.
Dia harus melewati tiga lapisan. Lapisan pertama ialah lapisan taubat, lapisan kedua ialah lapisan ujian hijrah, lapisan ketiga barulah lapisan menuju istiqomah.
Biasanya dia gagal di ujian hijrahnya. Namun biasanya Allah membantunya ketika harus remidial.
Keberhasilan dalam ujian remidial inilah yang memantapkan langkahnya menuju gerbang istiqomah.
Maha Baik Allah yang telah meluluskan ujian remidial hambaNya.
Ketika dia memiliki ujian khusus dari Allah, saat itulah Allah memberinya hikmah.
Allah Memilihnya untuk menginspirasi makhlukNya yang lain.
Namun lagi-lagi Allah tak serta merta menjadikannya sosok yang menginspirasi saja tanpa cela.
Musuh utama manusia yakni syaithon mulai membisikkan si makhluk hijrah ini untuk membumbui kisah hijrahnya dengan rasa ujub dan riya.
Namun bagi beberapa makhluk hijrah yang lulus dengan nilai cumlaude, Allah akan menjaga keikhlasannya.
Ada saja Allah memberikan ujian kepada kekasih baruNya ini.
Allah Menghendaki kekasih baruNya agar senantiasa setia sesuai dengan surat perjanjiannya, yakni taubat.
Agar hambaNya slalu merasa faqir dan hina.
Ujian dapat berasal dari dalam dan luar.
Terus Allah Membimbingnya hingga menuju jannahNya.
Namun ketika ia berbuat ingkar, maka terlepaslah hubungan mesranya bersama Allah.
Untuk kembali lagi pada Allah, ujian akan lebih berat dari sebelumnya.
Mungkin luka yang sebenarnya hampir sembuh mesti luka lagi oleh duri yang lebih besar dan api yang lebih panas.

Hendaklah kita senantiasa menjaga janji kita pada Allah.
Namun apabila telah jatuh cinta kepada Allah, ia tidak lagi membicarakan soal janji yang diingkari, namun "cinta yang hilang".
Perbanyak istighfar, karena ini adalah satu jalan menyadarkan seseorang ketika mulai dilenakan oleh duniawi.
Agar episode yang berjudul "cinta yang hilang" itu tak pernah ditayangkan.
Namun yang ada hanya episode "cinta bersemi hingga jannahNya".

Ya Allah.. Ya Rahman.. Ya Rahiim..
Maha Kasih Allah yang hari ini tanpa kita ketahui ada lagi seorang hamba yang mulai berhijrah dan siap melewati episode-episode tentang cinta yang hakiki. Yakni cinta antara Allah dan hambaNya.
Salam ukhuwah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar